Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Reog Ponorogo Warisan Budaya Indonesia

     Warisan budaya Indonesia merupakan budaya yang harus kita jaga agar tidak luntur atau hilang sehingga dapat dipelajari dan dilestarikan oleh generasi berikutnya. Budaya merupakan suatu kebiasaan yang mengandung nilai – nilai penting dan fundamental yang diwariskan dari generasi ke generasi. Di Indonesia memiliki beranekaragam budaya dan budaya salah satunya yaitu Reog Ponorogo merupakan kebudayaan seni tari berasal dari daerah Jawa Timur. Reog Ponorogo ini dikenal salah satu budaya yang berbau mistis, sehingga sering diidentikkan dengan dunia hitam, dunia kekuatan supranatural. Dan seni budaya ini diiringi dengan musik yang disebut gamelan yang peralatan musiknya yaitu gong, terompet, kendang, ketipung, dan angklung. Pementasan seni tari reog ini biasanya di adakan saat acara khitanan, pernikahan, hari-hari besar nasional, dan festival tahunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Ponorogo. Festival tersebut terdiri dari Festival Reog Nasional, Festival Reog Mini Nasional dan Pertunjukan pada Bulan Purnama yang diselenggarakan di alun-alun Ponorogo. Festival Reog Nasional selalu dilaksanakan setiap tahun menjelang bulan Muharam atau dalam traidisi Jawa disebut dengan bulan Suro.

           
    Dalam pementasan reog ini dilakukan enam sampai delapan pria gagah berani dengan pakaian serba hitam dan muka dipoles warna merah membawakan tarian pertamanya. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Selanjutnya enam sampai delapan gadis yang menaiki kuda melanjutkan tarian reog. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki berpakaian wanita. Biasanya, sebagai tarian pembukanya, beberapa anak kecil membawakan tarian dengan berbagai adegan lucu. Tarian ini disebut Bujang Ganong atau Ganongan. Dalam tari reog ini juga terdapat pertunjukan yang tidak kalah serunya yaitu adegan singa barong Pemain memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topengnya bisa mencapai 50-60 kg. Mereka membawa topeng tersebut dengan giginya. Kemampuan membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diperoleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa .

Sekian penulisan dari saya semoga bermanfaat :)

Referensi : http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/865/reog-ponorogo

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar